Wednesday, November 04, 2009

seminggu yang lalu

seminggu yang lalu.

ya, kurang lebih seminggu yang lalu perjalanan kita sempat terhenti sejenak.
perjalanan yang sebenarnya sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu.
yang dimulai tanpa sengaja, seperti ada tangan Tuhan yang mengarahkan semuanya,
tentunya begitu.

dua tahun yang lalu,
di saat belgia sedang berada di penghujung musim dingin.
angin yang berhembus masih cukup menusuk tulang tapi malam juga sudah berangsur memanjang.
dan dengan berakhirnya musim dingin di belgia kala itu,
berakhir sudah kisah 'sepintas' kita.

rasanya seperti menikmati secangkir warme chocolade di musim dingin,
tertawa bersama, mengomentari cuaca buruk dan angin yang tidak bersahabat,
juga mengeluhkan salju yang tak kunjung datang dikarenakan dampak langsung dari global warming. lalu ketika musim dingin berakhir, semuapun ikut berakhir. tidak ada lagi warme chocolade drinken dan praline chocolade eten. tidak ada obrolan hangat mengenai cuaca. tidak ada lagi keluhan mengenai salju.

dua tahun berlalu.

rasanya ibarat sedang berada di suatu karnaval. atau taman bermain besar semisal Efteling di Belanda atau Disneyland di Paris. kita lagi-lagi dipertemukan oleh tangan Tuhan. bedanya kali ini di musim panas. aku yang sedang menggenggam gelato rasa straciatella favoritku dan dirimu yang sedang tertawa-tawa. rasanya aneh sekali di awal. seperti 2 tahun berlalu tanpa ada artinya.

sampai akhirnya kita memutuskan untuk berjalan pulang bersama. menuju ke suatu tempat, tujuan akhir dari perjalanan yang hingga kini masih terlihat samar. samar namun kita yakin kalau tujuan akhir itu ada.

banyak kerikil di sepanjang perjalanan,
dan seperti yang dirimu sudah tau dari dulu, aku tidak sekuat kelihatannya. kerikil-kerikil itu seringkali membuatku terjatuh, terluka, berdarah. kadang ukurannya kecil, kadang terlampau besar sehingga membuat aku jatuh terjerembab. semuanya telah kita lalui bersama.

tapi tentunya, ada masa-masa dimana dirimu tidak selalu bisa menyadari keadaan orang yang sedang berjalan di sampingmu itu, begitupun sebaliknya. ada masa dimana dirimu berjalan terlampau cepat, ataupun aku yang berjalan terlampau lambat. hingga kita saling tidak menyadari, kalau kita terpisah satu sama lainnya.

dan puncak dari semua itu adalah seminggu yang lalu.

saat itu aku sempat berpikir bahwa mungkin dirimu sudah terlampau letih membimbingku yang begitu mudah terjatuh oleh kerikil yang ada di jalan. atau mungkin juga dirimu mengira bahwa aku sudah terlampau letih menghadapimu yang seringkali tidak dapat menyingkirkan kerikil-kerikil tersebut.

tapi ternyata,
di atas semua dugaan dan prasangka, rasa letih dan kekecewaan,
kita masih punya, apa yang memang harus selalu kita memiliki,
yaitu keinginan untuk selalu berjalan bersama, terus berjalan untuk mencapai hal yang kita tuju.

maka setelah seminggu berlalu,
aku belajar akan satu hal penting dalam hidupku,

bahwa sebanyak apapun kerikil yang menghalangi perjalanan,
sebanyak apapun luka yang tergores dan darah yang tertumpah,
sebanyak apapun kekecewaan dan ketidak-mengertian,

selama kita masih punya niat yang sama,
keinginan dan tujuan yang sama,

maka kita akan terus berjalan,
melanjutkan perjalanan,
menuju tempat yang kita impikan,

tentunya,


bersama..



No comments: