Tuesday, September 29, 2009

terima kasih

hujan.

seketika membawa pikiranku akan gadis itu.

ia berasal dari sebuah keluarga biasa dengan kehidupan yang biasa.
dari luar terlihat sama seperti gadis-gadis pada umumnya,
kecuali kenyataan bahwa kulitnya jauh lebih pucat.

ia juga banyak berceloteh seperti yang lain, juga suka tertawa-tawa,
tapi sebenarnya sedikit sekali yang orang tahu tentang dirinya.

ia sebenarnya penyakitan.
walau memang seumur hidupnya belum pernah dirawat di rumah sakit.
tapi penyakitnya ada beberapa,
walau tidak parah ataupun mengancam jiwa.

tubuhnya lemah.
ia tidak dapat berjalan dengan cepat seperti orang pada umumnya.
terkadang ia memaksakan diri melakukan itu,
walau setelahnya dadanya terasa begitu sesak.

ia pernah berobat ke ahli jantung,
tapi semuanya normal, tidak ada masalah.
ia lemah karena kurang darah, begitu menurut teman-temannya.

ia juga tidak bisa berjalan jauh, ataupun mengerjakan tugas yang berat.
tubuhnya terlalu lemah untuk itu,
tapi ia suka melakukannya.
ia suka berjalan, melakukan berbagai hal.

ia sering tertinggal dari teman-temannya karena tubuh lemahnya itu.
teman-temannya sering berkata bahwa ia lamban,
mereka mengatakannya sambil tertawa-tawa,
ia hanya balik tersenyum,
menatap mereka yang telah berjalan jauh meninggalkannya, sendiri.

seringkali saat ia berusaha bangkit dengan susah payah dan mencoba mengejar mereka,
ia terjatuh, oleh kerikil-kerikil kecil atau jalanan yang berlubang,
lututnya tergores, kakinya terluka.
belum lagi nafasnya yang terasa begitu sesak.

tapi tidak seorang pun tahu.
mereka telah berada jauh di depan,
tanpa menyadari bahwa ia tidak ada, ia hilang, ia sendiri.
mereka kira ia baik-baik saja.

pada akhirnya ia pun berusaha mengobati lukanya sendiri,
mengelapnya dengan bajunya,
di bajunya noda darah bercerceran,
tangan kanannya berusaha memegangi dadanya yang naik-turun,
meringis menahan perih dan sesak, sendirian.

begitulah yang terjadi pada gadis itu,
dari dulu, sekian lama.

hingga akhirnya di suatu hari ia tersandung oleh kerikil besar.
tangan, kaki, dan wajahnya tergores.
darah dan luka dimana-mana. dalam.
ia berusaha bangkit sekuat tenaga, namun sia-sia.
ia tetap tidak dapat bangkit,
hanya mampu menangis.

sampai ia melihatnya.
sebuah tangan di depan matanya.
tangan itu terjulur, ia bingung.

pemilik tangan itulalu duduk di depannya.
menghapus peluhnya, mengobati luka-lukanya, membantunya berdiri,
menepuk-nepuk bahunya membantunya untuk bernafas.

dan pemilik tangan itu menyeka air matanya,
dengan jemarinya, perlahan.

gadis itu hanya bisa diam menatap sang pemilik tangan lekat.
untuk sekian waktu ia kehilangan kata-kata.
sampai akhirnya kata itu terucap,

"terima kasih"


pemilik tangan itu tersenyum. menggenggam tangannya. lalu mereka berjalan ke depan dengan pelan.


bersama-sama.

orion

matanya rabun.

ia tidak pernah bisa melihat bulan secara utuh. penuh dan tegas.
ia selalu melihatnya sebagai sebuah hiasan cantik yang berbayang pinggirnya.
kadang dua atau tiga.

tapi ia selalu bisa melihat bintang dengan jelas.
karena bintang memang tidak pernah berbatas tegas, begitulah pikirnya.

maka setiap gelap datang,
entah di dalam rumah, hati, ataupun pikirnya,
ia akan keluar, dengan kaki telanjang menapak bumi.

ia berdiri di depan pagar, selalu seperti itu.
jemarinya menggenggam besi pagar. erat.
seakan ia akan terjatuh bila tidak berpegangan.

lalu ia akan melayangkan pandangan ke atas sana.
dan mulai menghitung.

ia lepaskan genggaman dari pagar dan mulai menghitung dengan jarinya.
satu, dua, tiga, empat bintang...

tapi jarinya seakan tidak pernah cukup membantu.

...


ribuan malam telah berlalu.
matanya masih tetap rabun.
gelap masih sesekali mendatanginya,
masih, di dalam rumah, hati, atau pikirannya.

tapi ia telah memiliki sebuah kacamata.
untuk melihat bulan dengan lebih jelas,
kendati baginya bintang tetap terlihat sama,
masih, sama seperti yang dulu.

lalu ia mulai menghitung jemari tangannya,
yang kini lebih pucat dan terdapat beberapa luka,
tapi ternyata memang,

jemarinya tidak pernah cukup untuk menghitung bintang.

Sunday, September 27, 2009

pleurer

"comment vous sentez-vous, mademoiselle?"

"je vais bien, merci"

"vous avez besoin d'un mouchoir. ici, s'il vous plaît"

"non, merci"

"si vous avez envie de pleurer, il est correct. juste pleurer. ici, s'il vous plaît"

...




puis je me mets à pleurer,

seul dans le silence.

Saturday, September 26, 2009

een dikke meisje worden (nog eens)

akhirnya setelah cuma makan sekali sampe dua kali sehari -dengan seporsi nasi dengan lauk yang sudah dipastikan berkadar lemak rendah- sejak puasa dan lebaran sampe kemaren, akhirnya hari ini hafizza dan arina sukses menjebloskan saya kembali ke lubang "kegendutan"

hari ini pagi jam 9an setelah nganter ketie ke bandara brg sekeluarga, aku ke madang buat ngambil modul lab skill anamnesis anemia ilmu penyakit dalam(IPD). penanggung jawabnya hafizza yang tak lain tak bukan merupakan sahabat (sekaligus korban penganiayaan) aku sejak ospek sampe sekarang. ternyata oh ternyata, yg disebut "modul" itu adalah hanya selembar kertas (tak) berharga yang isinya sama dengan yang dibagiin pas skill lab anamnesis ilmu kesehatan anak (IKA), miris deh. tapi apa aku nyesel udah jauh-jauh dateng ke madang? tentu tidak saudara-saudara. karena si hafizza sdh berjanji akan mentraktir di solaria, wohoo~ dalam rangka apa? umm.. ga ada sih, dalam rangka memenuhi jatah preman buat aku aja, haha

di solaria kita ketemu sama pasangan abadi: eja faishal & dian. kita jadi ngumpul berempat, sepintas kayak double date gitu kali yee. eja & dian emang beneran couple sih, sedang aku & hafizza? majikan(aku) dan babu(hafizza) pastinya, hahaha

aku sempet moto kemesraan si hafizza dan eja faishal(semoga dian ga jealous):

pasangan gay. kiri: eja faishal, kanan: my babu, eh my bestfriend maksudnya.

abis sholat dan mampir ke gramed bentar(beli komik terbaru taamo!), aku pun dianterin balik. nyampe rumah hafizza ngobrol2 bentar sama mama, trus pas mama masuk, aku pun sempet nunjukkin foto dia, hags hags. dan komentar hafizza?

"ketemu di musholla mana pris?"

nyeh, kayanya si hafizza ketipu deh. dia bukan anak musholla, tongkrongannya di kuburan, itu baru bener.

akhirnya hafizza pun balik dan aku lanjut baca komik taamonya sampe tepar. dibangunin mama jam 4, karena si arin udah dateng! ya ampun.. akhirnya dengan mata sepet, rambut acak-acakan, dan keadaan yang masih apatis aku nyamperin arin dan permisi buat sholat dulu.

abis itu kita langsung cabut ke ayam bakar & bakso pak tris(setelah aku ganti baju dan ganti muka tentunya). dan langsung memesan bakso, fufufu, aku udah ngidam berhari-hari, heuu~ and here is the meatballs:

no MSG. no vegetables. but still enak tenaaaan~
arin:

gadis manis ini yang telah menyesatkan saya *sigh
aku:

ekspresi kepergok lupa diet

dan menjelang maghrib pun aku dianterin balik, dengan perut yang super full tentunya, heuheu. terima kasih buat hafizza dan arina buat hari ini, love you, guys!

Friday, September 25, 2009

je suis fatiguee

hari ini cukup melelahkan sebenarnya. ga nyangka bakal kejadian lagi. capek rasanya, sedih juga. entah kapan bisa diterima apa adanya. bukan sebagai manusia sempurna tanpa cela, tapi sebagai manusia biasa, yang bisa salah juga, bisa lupa, bisa khilaf.

letih rasanya hidup dengan lingkungan sekitar yang selalu menuntut kesempurnaan. yang selalu berekspektasi tinggi. aku tahu maksudnya baik, karena mereka sayang padaku. mereka ingin aku dapat menjalani hidup ini dengan baik, tanpa melakukan kesalahan sekecil apapun juga. tapi kenyataannya aku hanyalah manusia biasa, yang rapuh. begitulah adanya.

sedih rasanya di saat semuanya terperangkap dalam diri, aku harus menghadapinya sendiri. dari dulu memang tidak pernah menemukan orang yang tepat untuk berbagi mengenai hal ini. lalu aku teringat padanya. aku tumpahkan semua, sambil terisak hebat. untunglah dia tidak bisa melihat wajahku saat itu. aku tidak mau melihatnya ikut sedih karena hal ini. hal yang mungkin sangat sepele bagi orang lain. tapi tidak bagiku, yang memang sebenarnya begitu rapuh.

dia mengingatkan aku untuk melaksankan sholat, mencari ketenangan dari Sang Maha Pemberi. aku lalu melaksanakan sholat zuhur, bercerita kepada Dia yang Maha Mendengar dalam hening. hanya isak yang terdengar. aku memutuskan untuk tidak makan siang, kebiasaan buruk yang selalu aku lakukan setiap ini terjadi. padahal aku juga belum sarapan. entahlah, aku letih. atau tepatnya, aku ingin lari dari keadaan.

di sana semua makan, aku masih bersimpuh dengan isak pelan, membaca firmanNya dengan lirih. perlahan setiap kesedihan itu menguap seiring tiap ayat yang aku lantunkan. aku bersyukur di dalam hati di saat seperti ini masih memiliki sebuah pegangan, cintaku kepada Allah SWT, yang telah memberiku hidup dengan segenap tawa dan tangis di dalamnya.

aku bersyukur Dia yang Maha Pengasih telah memberiku seseorang untuk berbagi mengenai hal ini. setelah sekian lama, setelah 20 tahun lebih berlalu. aku bersyukur dia masih memberikan kesempatan untukku terisak, dan mencoba mengambil pelajaran atas setiap bulir yang terjatuh.

semoga Allah SWT memaafkan segala khilaf dan dosa makhluknya yang rapuh ini. terima kasih ya Rahman, atas segenap cintaMu yang telah engkau beri.

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,

yang memberatkan punggungmu?

dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."


Al Qur'an Surah Alam Nasyrah ayat 1-8






20.30


Thursday, September 24, 2009

today's review

hari ini terasa begitu menyenangkan. ya, ya, ya. dunia selalu menyenangkan jika dilewati bersama orang yang dicintai. terdengar berlebihan? hahaha. yah, cinta memang sering membuat orang gila *smiling

pagi ini dimulai dengan banyak tanda tanya. ya, dia memang sering membuat aku bertanya-tanya, tapi apa aku membenci keadaan itu? tidak sama sekali. hidup memang seperti rollercoaster, and I enjoy it so much.

sekitar jam setengah 10an temen adek cowokku-si bungsu didi- ke rumah, dan mereka: rame! jadi terpaksa aku, ketie, dan mama mengungsi ke dapur karena mereka duduk di ruang tamu tengah yang nyambung ke ruang nonton. kami adalah 3 orang perempuan yang (terpaksa) belum mandi karena air memang hidup agak siang. temen-temen didi sebagian besar cowok, dan ada ceweknya juga. aku dan ketie langsung aja nyoba-nyoba ngintip, nyari tau yang mana (entah mantan entah masih) pacarnya si didi di ruang tengah itu. hahaha, dua orang kakak yang norak emang. karena susah liatnya, setelah air idup aku langsung buru-buru mandi. sialnya udah dikebut ternyata masih aja telat, si didi & friends keburu pergi ke tempat gurunya, yahh...

dan akhirnya aku pun sarapan, jam 11 siang! haha nanggung emang. akibatnya juga aku jadi ga makan siang, untungnya maag ga kambuh. tapi ini bener-bener ga bagus sebenernya, bisa bikin maag aku tambah parah, yah, aku memang bandel :p

siangnya, aku melakukan aktivitas seperti biasa: online, mumpung masih libur. dan ada hal lucu yang terjadi tadi siang. masa iya, si ketie bilang dia mirip sama raditya dika. hwaaa mirip dari mana coba? dibilang mirip setelah dia liat fotonya di twitter, hahaha. ada-ada aja si ketie. perasaan ga ada mirip-miripnya deh. cakepan dia kemana-kemana kali dari raditya dika, atau malah sebaliknya? hahaha *no offense, dear

terus aku pun lanjut ngebo, ah, udah lama ga ga tidur siang. rencananya sore mau ke rumah arina, sekalian udah lama ngidam pengen makan bakso pak tris deket rumah arin. eh, tapi pas bangun ternyata semua mau pada pergi ke mall. ah, sedihnya, ga jadi deh dan terpaksa ditunda besok. akhirnya aku tinggal sendiri di rumah. males pergi ke mall mengingat mall di kala libur pastinya teramat sangat rame oleh alay-alay dan anak sd-smp yang heboh pengen ngabisin THR. mengingat juga keluarga sering jalan dari mall ke mall, capek. aku emang ga terlalu suka keramaian, bikin pusing, sakit kepala. mending di rumah aja, bisa beres-beres rumah(yang selalu diberantakin orang rumah) dan ga capek.

so, here I am. sendirian di rumah. online sambil nonton get married di sctv(I love it), sambil menahan perut keroncongan*belum makan siang sampe sekarang, mau digabung sm makan malem*. dan tentunya ditemenin dia, dari kejauhan tapinya, hehe.



alle, tot ziens dan!

adzan zuhur di kala itu

aku baru saja menyelesaikan postingan sebelum ini.
nafasku naik turun.
seperti masih ada amarah dalam diri,
yang masih terperangkap,
yang siap untuk meledak suatu waktu.

kemudian sayup-sayup terdengar suara adzan dari kejauhan.
entah kenapa tidak terdengar seperti biasanya,
kali ini terdengar begitu berbeda,
begitu merdu.

suara adzan itu seperti masuk ke relung hati,
membasuh hati yang terbalut amarah ini dengan air yang jernih.

...

aku memejamkan mata,
menghela nafas,
panjang.

semua beban itu seketika terbang,
terbang bersama suara adzan ke langit, ke tempat yang jauh.

aku beristighfar berkali-kali.




terima kasih ya Allah..
alhamdulillahi robbil'alamiin..

Sunday, September 20, 2009

voor de eerste keer

30 puluh hari yang lalu,
untuk pertama kalinya,
aku tidak mengharap apa-apa,
tidak menuntut apa-apa,
hanya ingin meniti jalan bersamamu,
menatap langit malam,
mengagumi kerlip ribuan bintang,
saling menggenggam tangan dari kejauhan.

dan saat ini,
untuk pertama kalinya,
aku merayakan keistimewaan hari ini bersamamu,
masih tetap tanpa mengharap apa-apa,
masih tetap tanpa menuntut apa-apa,
hanya ingin terus meniti jalan bersamamu,
terus menatap langit malam,
terus mengagumi kerlip ribuan bintang,

dan tetap saling menggenggam tangan dari kejauhan,
selalu,
selamanya.


Insya Allah.




parce que Je t'aime
20.09.2009

Saturday, September 19, 2009

apa kau lelah?

aku menatap langit.

"malam ini cahayanya redup", aku bergumam.

semoga dia baik-baik saja, ujar batinku dalam diam.


...


aku masih saja memandangi langit.

"hei, apa kau lelah?", langit bertanya.

"aku?"

"ya, apa kau lelah?"

"tidak, aku tidak pernah merasa lelah. tidak untuknya", ujarku sambil tersenyum.

aku menatap langit lekat-lekat.

dan langit pun ikut tersenyum.

"semoga kalian selalu berbahagia"

dank je wel schat

I was listening to fix you by coldplay at the moment,

remembering all the things that have been happened to us.

There were a lot of laughs and tears,

a lot of happiness and sadness,

they're all mixed up,

have their own part in our story.



Then I accidentally read your new post,

with fix you as the backsound,

and then I cried.



maybe I'm just too happy to be with you.

Like what you used to say to me,

it's like a dream,

like a dream came true,

that finally,

het klein meisje heeft haar sterlicht gevonden,

and vice versa.




Je t'aime, kay

05.15


Friday, September 18, 2009

ketika ramadhan ini berakhir

ketika ramadhan ini berakhir,
aku memohon ampunanMu Ya Allah..

atas tiap airmata yang jatuh,
hati yang terluka,
jiwa yang jadi merana.

atas tiap perbuatan yang hina,
perkataan yang menyakiti,
keputusan yang melukai.

atas tiap detik waktu yang hilang,
terisi berbagai dosa, alpa, dan kesia-siaan.

atas tiap gerak langkah yang aku lakukan,
di dunia kelam yang penuh dengan kefanaan.

maafkan aku Ya Allah..
maafkan..
maafkan..

tuntunlah aku,
untuk senantiasa kembali kepadaMu..


"Hai jiwa yang tenang

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya

Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hambaKu

Dan masuklah ke dalam surgaKu"


Al-Qur'an Surah Al Fajr ayat 27-30

Wednesday, September 16, 2009

de lichten zal je thuis brengen

Gadis kecil itu duduk di bangku taman di petak kecil di area grote maarkt di het centrum Brussel. Rambut ikalnya dikepang menjadi dua. Dia memakai mantel hitam, stocking hitam, boots coklat, sarung tangan hitam, dan dilehernya dililit syal merah. Mata kecilnya mengerjap-ngerjap memandang sekitar.

Sekarang bulan Februari dan dingin masih sangat terasa bahkan untuk sebuah kota yang tidak pernah mati seperti Brussel. Musim dingin menyapa dengan tidak terlalu ramah bulan ini. Sejak masuk musim dingin hingga saat gadis kecil duduk di bangku taman, sebutir salju pun belum turun dari langit. Yang ada hanya dingin yang menusuk sampai ke tulang.

Gadis kecil itu sudah duduk di sana sejak tadi sore. Ia hanya duduk di bangku taman itu sembari memperhatikan sekitarnya. Ia terlihat seperti sedang menunggu seseorang. Matanya memandang ke arah depan, ia sedang memperhatikan bangunan Sint Hubertus Gallery. Turis-turis ramai sekali hilir-mudik memasuki galeri kuno tersebut. Gadis kecil itu tersenyum kecil. Ia ingat di dalamnya ada sebuah toko coklat mahal yang sangat terkenal.

Ia lalu memperhatikan seorang seniman tua yang sedang bermain gitar sembari meniup harmonica di depan pintu masuk galeri tersebut. Kakek itu membawakan sebuah lagu country. Orang-orang memperhatikannya dengan antusias, beberapa maju dan melemparkan beberapa sen Euro ke dalam topi hitam yang kakek tua itu letakkan di lantai. Kakek tua itu memiliki jenggot putih yang sangat lebat. Gadis kecil itu kembali tersenyum, ia teringat dengan santa claus yang berfoto bersamanya di festival natal tahun lalu.

Kini mata kecilnya beralih ke daerah lain. Ia memperhatikan orang-orang yang sedang duduk di teras cafe. Bangunan cafe itu melekat satu sama lain, tapi di tiap bangunan ada ciri khasnya tersendiri. Indah sekali bangunan tua khas Eropa itu. Orang-orang duduk santai di teras sambil menikmati kopi ataupun minuman beralkohol masing-masing. Beberapa dari mereka mukanya berubah menjadi merah. Seperti seorang anak kecil yang sedang malu-malu. Gadis kecil itu tersenyum, ia teringat secangkir coklat panas yang selalu ia pesan bersama ibunya. Setiap meneguknya, ibunya akan berkata kalau wajahnya sedang memerah, dan ia terlihat lebih cantik dengan pipi yang merona itu.

Senja sudah mulai merapat. Rona jingga di ufuk barat terlukis dengan indahnya selayaknya goresan tangan Sang Pencipta. Dan gadis kecil itu masih duduk di sana. Masih asyik memandangi sekitarnya. Rombongan turis dari Jepang yang sibuk dengan kamera masing-masing, anak-anak sebayanya yang sedang berlari-lari mengejar orang tuanya, pasangan kekasih yang sibuk bercengkrama sembari melihat-lihat handcrafts yang dijual di tenda-tenda kecil, sampai pasangan kakek & nenek yang sedang tertawa hangat sembari menikmati secangkir kecil teh inggris mereka.

Gadis kecil itu masih duduk di sana.

Tanpa ia sadari, seorang ibu penjual bunga memperhatikannya sejak tadi. Sang ibu penjual bunga khawatir dengan gadis kecil itu. Apa gadis ini tersesat? Atau ia sedang menunggu orang tuanya? tanya sang ibu penjual bunga dalam batinnya. Ia mendongak ke atas langit, gelap perlahan menyelimuti langit Brussel malam itu. Kekhawatiran sang ibu pun memuncak, ia memutuskan untuk menghampiri gadis kecil itu.

"Bonsoir, Mademoiselle" (Selamat sore, Nona), tanya sang ibu, ia duduk jongkok di depan gadis kecil itu. Matanya menatap wajah gadis itu lekat-lekat.

"Bonsoir, Madame. Je nes parle pas francais. Je parle hollandais" (Selamat sore, Nyonya. Saya tidak bisa berbahasa perancis. Saya berbahasa belanda), ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Ach, zo. Dan zal ik nederland spreken. Ik kom ook uit Vlaanderen" (Ah, baiklah. Kalo begitu, saya akan berbahasa belanda. Saya juga berasal dari Flanders), jawabnya dengan lembut.

"Ja, da's goed, Mevrouw"(Ya, itu bagus, Nyonya)

"Alle, dan. Hoe heet jij?"(Baiklah, namamu siapa?)

"Ik heet het meisje"(Saya dipanggil gadis kecil)

"Het meisje? Alle, dat is geen naam, he, lieve?"(Gadis kecil? Itu bukanlah sebuah nama, Sayang)

"Ja wel"(Tentu iya)

"Waar woont je dan?" (Dimana kamu tinggal?)

"In overpelt, Mevrouw, in Noord Limburg."(Di overpelt, Nyonya, di Limburg Utara)

"Dat is wel ver, meisje"(Itu jauh, nak)

"Ja, he. Twee uren met de trein"(Ya, 2 jam dengan kereta)

"En wat doe je hier? Waar is je ouders?"(Dan apa yang kau lakukan di sini? Dimana orangtuamu?)

"Mijn ouders zijn thuis, Mevrouw"(Orangtuaku di rumah, Nyonya)

"Zijn ze thuis? Dan ben je alleen in hier? Of toch niet?" (Mereka di rumah? Lalu apakah kau sendirian di sini? Atau tidak?)

"Ja, ik ben alleen in hier"(Ya, aku sendiri di sini)

"Alle meisje, da's niet goed, he! Nu is al donker in hier, je moet zeker straaks naar huis gaan, als niet jou ma en pa zullen je opzoeken"(Oh gadis kecil, ini tidak baik! Sekarang sudah mulai gelap di sini, kamu harus segera pulang ke rumah, kalau tidak orangtuamu akan mencari-carimu)

"Nee, Mevrouw, ze weten't wel"(Tidak, Nyonya, mereka tau tentang hal ini)

"Ja, maar wat doe je toch hier? Kom maar, ik zal je naar het centraal station brengen"(Ya, tapi apa yang lakukan di sini? Ayolah, aku akan mengantarmu ke stasiun sentral)

"Dat hoef niet, lieve Mevrouw, maakt U zich geen zorgen"(Tidak perlu, Nyonya yang baik, jangan khawatir)

"Alle, kom maar. Wat zal je hier doen?"(Ayolah, apa yang akan kau lakukan di sini?)

"Ik zal op hem wachten"(Aku akan menunggunya)

"Wacht op wat? Wie?"(Menunggu apa? Siapa?)

"De ster"(Bintang)

"De ster? Wat bedoel je? Ik begrijp je niet"(Bintang? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti)

"Ja, de ster met het lichten"(Ya, bintang dan cahayanya)

"Wat bedoel je, meisje? Ik begriep je helemaal niet"(Apa maksudmu gadis kecil? Aku benar-benar tidak mengerti)

"Ach, daar is hij"(Ah, itu dia), pekiknya sembari menunjuk ke atas langit.


Sang ibu penjual bunga pun ikut mendongak ke atas. Gadis kecil itu menunjuk ke arah sebuah bintang. Malam memang sudah sejak tadi datang. Di langit bertaburan beberapa bintang.

"Daar komt hij"(Itu dia datang).


Gadis kecil itu tersenyum senang. Matanya berbinar-binar memandang bintang tersebut. Ia beranjak dari bangku taman, mengencangkan syal merah di lehernya, dan bersiap-siap untuk pergi.

"Waar ga je naar toe?"(Kau mau pergi kemana?), tanya sang ibu penjual bunga, masih dalam kebingungan yang besar.

"Ik ga naar huis, Mevrouw, met hem"(Aku akan kembali ke rumah Mevrouw, dengannya", ia berkata sambil tersenyum sembari menunjuk kembali ke arah bintang di langit.

"Met hem? Hoe komt dat?"(Dengannya? Bagaimana bisa?)

"Ja, Mevrouw, omdat de lichten zal mij thuis brengen"(Ya, Nyonya, karena cahayanya akan mengantarkan aku kembali ke rumah)

Sang ibu penjual bunga masih diam kebingungan.

"Dank U wel, Mevrouw. Prettig U te ontmoeten"(Terima kasih, Nyonya, senang berkenalan denganmu)


Dan gadis itu pun melangkah pergi. Ia sempat menoleh ke sang ibu penjual bunga yang masih terpana kebingungan. Ia tersenyum sembari melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Senyumnya berbeda dengan senyum-senyum kecilnya sebelumnya. Senyumnya menyiratkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang teramat sangat. Ia terus melangkah jauh dengan penuh keceriaan. Sesekali ia mendongak ke atas, tersenyum bahagia menatap bintangnya nun jauh di atas langit malam.

Gadis kecil itu pun akhirnya menghilang dari pandangan sang ibu. Ia telah pergi, entah kemana, bersama bintangnya, dan cahayanya.

Kemudian butir demi butir salju turun dari langit. Putih dan dingin.

Salju pertama di musim dingin di Belgia. Salju yang mengantarkan gadis kecil kembali ke rumah, bersama cahaya bintang yang memandunya.

Lights will guide you home.










Ik zal altijd op je wachten.

05.45

Monday, September 14, 2009

S.O.S

Where are those happy days, they seem so hard to find
I try to reach for you, but you have closed your mind
Whatever happened to our love
I wish I understood
It used to be so nice, it used to be so good

So when you're near me, darling can't you hear me
SOS
The love you gave me, nothing else can save me
SOS
When you're gone
How can I even try to go on
When you're gone
Though I try how can I carry on

You seemed so far away though you were standing near
You made me feel alive, but something died I fear
I really tried to make it out
I wish I understood
What happened to our love, it used to be so good

So when you're near me, darling can't you hear me
SOS
The love you gave me, nothing else can save me
SOS
When you're gone
How can I even try to go on
When you're gone
Though I try how can I carry on

So when you're near me, darling can't you hear me
SOS
And the love you gave me, nothing else can save me
SOS
When you're gone
How can I even try to go on
When you're gone
Though I try how can I carry on


(ABBA)

endlessly

There's a part of me you'll never know
The only thing I'll never show


Hopelessly I'll love you endlessly

Hopelessly I'll give you everything

But I won't give you up

I won't let you down

And I won't leave you falling

If the moment ever comes


It's plain to see it's trying to speak

Cherished dreams forever asleep

Hopelessly I'll love you endlessly

Hopelessly I'll give you everything

But I won't give you up

I won't let you down

And I won't leave you falling

If the moment ever comes


Hopelessly I'll love you endlessly

Hopelessly I'll give you everything

But I won't give you up

I won't let you down

And I won't leave you falling

But the moment never comes

(Muse)

Sunday, September 13, 2009

guilty

ia selalu datang secara tiba-tiba,
menyergap,
mengurungku dalam lubang rapat,
yang sebenarnya mungkin telah aku gali sendiri.

aku menangis,
di dalam lubang gelap ini,
di atas segala rasa bersalah ini.




liefste God, ik heb U nodig.

entahlah

aku melihatnya, membukanya, membacanya.
baris demi baris kalimat,
singkat,
tapi aku merasakan luka di sana.

aku tidak tahu,
tidak pernah tahu,
mana yang lebih buruk,
mengetahui hal yang tidak ingin diketahui,
atau tidak mengetahuinya sama sekali sampai akhirnya terbongkar dengan sendirinya.

semuanya terasa sama-sama menyakitkan.

aku berjalan di pinggir trotoar jalan,
sendiri.
dan ketika aku mendongak menatap langit,
langit itu sendiri, sama sepertiku,
kelam.

untuk kesekian kalinya,
aku mencoba membisikkan kata-kata itu ke dalam pikiranku yang penuh ini,
bahwa aku juga berhak bahagia.
tapi entahlah,
aku tidak tahu.

aku mendongak menatap langit sekali lagi,
tapi langit itu masih sepi, masih kelam.

kemudian hujan datang,
mengalir membasahi diri bersama dengan airmata.

Saturday, September 12, 2009

rollercoaster

it's like a rollercoaster,
with its extreme points.

sometimes you'll be in the highest point of the rollercoaster,
you'll reach the sky with its clouds,
white and wonderful.
you'll reach the sun,
which can warm the deepest part of your heart,

and when the nights comes,
you'll meet the stars, talk with them,
you'll meet the full moon,
and kiss its shining surface.

sometimes you'll be in the middle points,
nothing is special, everything seems so plain.

and sometimes you'll be in the lowest points,
you'll meet the ground,
the place where you'll come back,
you'll see the people grumbling,
waiting for you to take their turn,
cause they also wanna feel what you feel when you're in the highest points.
you'll finally recognized,
that there are a lot of people staring at you,
they don't even know you,
they don't care about you,
but they like it-talk about you and just make you feel uncomfortable-

my life is like a rollercoaster,
and yours too.

now together we'll take our seats,
ready to feel its extreme points,
you'll hold my hands and I'll hold yours,
we'll laugh together,
scream together,
smile together,
be strong together.

together we'll face the world,
and try to reach the stars,
just like what we've said:

that everything,
will be fine.

00.44

balada residen charming


menurut mochay si residen charming mirip sama lee min ho

alkisah,
kamis kemaren, kami ada kuliah pediatrik dari dr. Roswan(baca postingan sebelumnya), dan ternyata beliau ditemenin sama asistennya, residen anak bernama dr. B*** (nama disamarkan-utk selanjutnya disebut residen charming), jadi waktu masuk kelas,

aku: "eh, ini kan residen anak yg ngajarin kelompok skill-lab kami tuberculin test pas blok 12 kemaren"
duncan & mochay : "eh, siapa pris?"
aku: "itu, liat di bawah sana, asistenny dr. Roswan"
duncan & mochay : (saling berpandangan) "wow!!! ganteng betul!! tinggi, putih, proporsional, mukanyaaa, charming bangettt!!!"
aku: "ho oh, orgnya baik lagi, enak ngajarnya, adeem~"

tiba-tiba,
bellu: "mana-mana yang kalian bilang ganteng?"
aku: "noh, residen asistennya dr Roswan"
bellu: (dengan pandangan mencela) "itu? ganteng?"
aku: "iye, yg aku bilangin pas blok 12 kemaren"
bellu: "heh, menurut aku ga ada ganteng2nya"
aku: "heh?"

5 menit kemudian...

bellu: "eh pris pris"
aku: "apa?"
bellu: (dengan tampang mesam mesem, sambil ngedip2in mata, & senyum najong) "iya yaaa, ganteeeeeeeeeeng"

gedubrak.
:tampar bellu:

ga beberapa lama,
mochay: "eh eh"
aku & duncan: ""apa chay?"
mochay: "menurut aku dia mirip lee min ho~ aaaah~"
duncan: "iy ya, hihihi"
aku: (berhubung ga hobi nonton BBF) "lee min ho yg mana yak?"
mochay: "itu tuh yang di BBF, yg paling ganteeeng, eh terus terus.."
duncan: "kenapa moch?"
mochay: (dengan gaya dichildish2kan) "menurut aku dia lebih cocok jadi pianis"
duncan & aku: "heeeeh??"
aku: "menurut aku dia udah pas jadi dokter anak, jadi kalo aku jadi residen anak ntar, dia yg ngajar, mwahahaha"
duncan & mochay: "yeee"
duncan: "eh kira2 dia masih single ga yak?"
aku: "noh, kurang tau, mudah2an aja masih single sampe aku jadi residen ntar"
mochay: "hyaaaa lee min ho aku keburu tuaaa" (aku??)

di akhir kuliah,
dr Roswan: "baiklah, ada pertanyaan?"
duncan ngangkat tangan. mochay juga. aku juga.

duncan: "dok, emm, dr B*** masih single ga dok? hehehe.."
mochay: "iya dok, hehe, kalo ga, ada fans clubnya ga dok?"
aku: "he.. kalo belom kebentuk, boleh kami aja ga dok yg ngebentuk FCnya?"

dr Roswan: "...."

mwahahahaha~


:sarap:





anyway,
percakapan paragraf terakhir hanya fiktif belaka XD

sumber gambar dari sini

Tuesday, September 08, 2009

bintang dan gadis kecil

"hei! aku berbicara denganmu!", teriak sang bintang dalam amarah dan keputus asaan.

tapi gadis kecil itu tetap diam.
dia tidak menjawab.

gadis kecil itu menengadahkan tangan, berdoa dalam heningnya malam.
airmata mengalir dari sudut matanya.

lalu ia mematikan lampu tidurnya,
berbaring kemudian menarik selimutnya.

"je t'aime", ucapnya lirih sebelum memejamkan mata.

lalu ia tertidur.




untuk selama-lamanya.

terima kasih dunc

terima kasih dunc,

dan maafkan aku.

aku tahu betapa kagetnya dirimu,
karena menit-menit sebelumnya aku terlihat baik-baik saja.
aku masih bercerita dengan nada yang datar.
aku bisa melihat matamu memperhatikanku dengan seksama.
menebak-nebak apa kiranya akhir dari kisahku kali ini.

aku tahu sejak awal kau bisa merasakannya.
bahwa akhir cerita kali ini bukanlah sebuah senyum atau tawa seperti biasanya.
bukanlah sebuah kebahagiaan.
aku bisa melihatnya dari sorot matamu.

aku tahu sejak awal kau bisa merasakannya.
sejak hari dimana aku menerima pesan itu.
sejak aku larut dalam diam di tengah gegap gempita dunia.
sejak aku terus berjalan dalam hening.
sejak aku hanya mengeluarkan sebuah senyum kelu di tiap sapaan mereka.

aku tahu dirimu mungkin sudah tahu.

maafkan aku dunc.
kau pasti benar-benar terkejut.
aku sudah benar-benar berusaha membendungnya.
aku sudah berusaha untuk kuat,
untuk menerima semua ini,
tapi ternyata aku tetaplah aku yang rapuh.
aku yang separuh jiwanya telah terbang bersama sang angin ke tempat yang jauh.

dan semuanya pun tumpah.

dan di tengah isakan itu,
aku melihat matamu dari balik mataku yang berbayang,
aku melihat berbagai rona di matamu.
terkejut. sedih. sekaligus bingung.
aku tahu kau pasti bingung.
aku sendiri juga bingung.

dunc,
inilah kenyataannya.
pada akhirnya aku menyerah dunc.
aku menyerah pada keadaan.

karena sebesar apapun impianku, sekuat apapun aku mencoba untuk mewujudkannya, sesering apapun aku berdoa,
pada akhirnya semua ini tidak mungkin.

aku menyerah pada keadaan dunc.
untuk kedua kalinya dalam hidupku, sekali lagi aku tidak bisa menggapai kebahagiaanku sendiri.
mungkin aku memang ditakdirkan untuk selalu mengalah.
karena dia memang jauh lebih berhak dunc.
mungkin aku memang ditakdirkan untuk merelakannya pergi.
karena sekali lagi dia memang lebih berhak dunc,
dia lebih berhak untuk mendapatkan kebahagian darinya.
dan mungkin aku memang ditakdirkan untuk selalu merelakan kebahagian pergi dari kehidupanku.

maka di tengah derai ini,
aku putuskan dunc,
untuk menyerah.
untuk pergi dalam diam secara perlahan.

terima kasih dunc.

for let me cry on your shoulder.

rinduku padaMu

"Hai jiwa yang tenang

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya

Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hambaKu

Dan masuklah ke dalam surgaKu"


Al-Qur'an Surah Al Fajr ayat 27-30

disguise

Lene Marlin

Have you ever felt some kind of emptiness inside
You will never measure up, to those people you
Must be strong, can't show them that you're weak
Have you ever told someone something
That's far from the truth
Let them know that you're okay
Just to make them stop
All the wondering, and questions they may have

I'm okay, I really am now
Just needed some time, to figure things out
Not telling lies, I'll be honest with you
Still we don't know what's yet to come

Have you ever seen your face,
In a mirror there's a smile
But inside you're just a mess,
You feel far from good
Need to hide, 'cos they'd never understand
Have you ever had this wish, of being
Somewhere else
To let go of your disguise, all your worries too
And from that moment, then you see things clear

I'm okay, I really am now
Just needed some time, to figure things out
Not telling lies, I'll be honest with you
Still we don't know what's yet to come




Breendonk Human Rights Memorial, Belgium

Monday, September 07, 2009

I used to




I used to face the world with my fake smile

I used to greet my friends with pain inside my heart

I used to get hurt and feel broken heart

I used to cry in silence in my room at midnight

But it's okay my dear friend

You don't have to feel guilty

You don't have to feel sorry

Cause I used to face it

here all alone

Sunday, September 06, 2009

merci beaucoup

20.21

alhamdulillahi robbil'alamiin..
finally.

merci beaucoup mijn Liefste God,
ik ben heel erg blij,
heel erg.

merci merci merci.

je t'aime,
voor altijd.

Thursday, September 03, 2009

full moon

tonight is ramadhan the 14th,
full moon,
heel erg mooi
..

memandang goresan tangan Illahi di atas sana,
membuatku teringat padamu.

2,5 tahun telah berlalu,
banyak hal yang sudah terjadi dalam hidup kita.

tapi ternyata,
rasa itu masih ada,
tersimpan dengan apiknya di relung hati kita masing-masing.




di sini,
di bawah rembulan ini,
aku mendoakanmu,
dari jauh.

Wednesday, September 02, 2009

feel better

Ini hari ketiga sejak keberangkatan si abang, yang berarti masih nyisa 4 hari lagi sampe si abang balik ke rumah. Sebenernya semuanya terasa beraat, karena abang tuh kayak ilang ditelen bumi. Kemaren waktu aku tanya, "Emang abang mau kemana, Bang? Wisata keluar galaksi?" dan dia dengan entengnya cuma jawab, "Kalo aku bilang iya pasti kamu ga percaya" Oke bang, berhubung abang lebih tua jadinya aku ga jadi nimpukin abang pake batu bata.

Tapi finally setelah kemaren dua hari hidup secara ga jelas, hari ini aku ngerasa jauh lebih baik. Pagi-pagi udah beres-beres rumah dan ngerasa cukup seger buat hidup kembali setelah semaleman ga bisa tidur karena dismenorrhea. Penyakit bulanan ini bener-bener ngeganggu banget, aku jadi ga bisa ngapain2. Bener2 ga bisa. Cuma bisa neken perut sambil kesakitan. Haah, derita perempuan.. Untungnya Allah SWT emang Maha Baik, setelah semaleman ga bisa tidur dan akhirnya cuma bisa tidur gelisah selama 2 jam, aku bangun dengan kondisi lahir-batin yang jauh lebih baik.

Sebenernya semalem aku sempet mikir macem2 soal keberadaan si abang. Dan bodohnya yang aku pikirin malah yang jelek-jelek. Sampe akhirnya waktu keluar kamar menuju dapur jam setengah 1 an malem buat nyeduh teh, aku ngerasa ada yang megang pundak aku. Yang langsung ada di pikiran aku waktu itu adalah, haah jangan-jangan si Abang!! Sampe-sampe pas aku noleh aku nyebutin nama dia. Haah, dasar gila, emangnya film Ghost apa. Halah-halah..

Hari ini salah satu temenku -Satria- ngasih komen di wall fb. Dia nanya kenapa postingan2 aku isinya suram semua, dia nanya dengan nada tulisan prihatin gitu. Aku bilang aja emang aku cuma bisa nulis kalo lagi suram. Rasanya malah pengen ngomong kaya gini ke dia, " Iya sat, hidup aku tuh ga selalu bahagia tau, sometimes I get hurt too, sometimes being sad, sometimes getting mad. Sama kaya orang-orang pada umumnya. Bedanya aku ga bisa kayak orang-orang yang dengan leluasa mengeluarkan emosi mereka secara spontan. Dari kecil aku terlatih untuk meredam emosi. Kalo aku marah, kesel, sedih, sensi, aku cuma bisa diem. It's better for me to write down my sadness, my anger, dan semua hal lain yang ga bisa kalian liat kalo aku lagi pake topeng." Tapi ga jadilah, kapan-kapan aja. Ato paling ga dia bisa baca sendiri kalo liat postingan ini. Haha malah jadi emosi :p

Hari ini sebenernya perut aku masih nyeri sih, tapi ga terlalu parah. Aku coba ngatasinnya dengan nonton reality show korea Super Junior Full House yg dipinjemin chacut. Sebenernya acara ini tergolong cukup ga jelas. Tapi lucu juga sih. Apalagi cowok-cowok yang ada di dalamnya, haha. I just love asian boy so much. Apalagi si heechul, wedew, so cute. Tapi kegembiraan aku cuma bertahan sehari, Chacut sm Mully bilang dia homo. OMG.. Ada satu lagi yang cute abis, namanya Kibum, wedeeew yg ini juga ganteng pisan, ckckck. Gawat-gawat ini, pikiran aku mulai teracuni hal-hal ga penting kaya gini. Dan ini adalah salahnya Chacut saudara-saudara.

Aah, pokoknya alhamdulillah hari ini bisa ngerasa jauh lebih baik. Aku juga yakin si abang bakal baek-baek aja, Insya Allah. Ada Allah SWT yg Maha Melindungi hambaNya. Dan yang harus aku lakukan emang bukan ngerasa khawatir terus-terusan. Tapi selalu ngedoain dia biar baik2 di sana dan biar 4 hari ini berjalan jauuuuh lebih cepat, hehe. Aamiin-lah :)

Oke sekian dulu postingan hari ini, mau lanjut memandangi tingkah konyol & tampang super cute dari Heechul yang katanya: homo, saudara-saudara.
Yah, patah hati deh..

Heechul Super Junior
aaaah gantengnyaa~




Kibum Super Junior
senyumnya: hwaa... *melting

Tuesday, September 01, 2009

awal bulan ini

Nothing's special today, except my brother has gone for 2 days and it kills me a lot.

Semalem -hampir sama dengan malam2 sebelumnya- aku kebangun dengan kaget setelah ngeliat something spooky di kaca besar yang nempel di lemari sebelah tempat tidur. Selama beberapa detik I was so shocked. I thought I was seeing a corpse in the mirror, really teriffying. But after my brain got used with the situation and began to work properly, finally I realized: It was my own shadow in the mirror.

Sepertinya liburan sebulan lebih membuat Lycopene saya bertambah. Di kaca itu I was looked so much brighter, staring to myself dengan begitu kosong, with a totally messy hair. Bener-bener terlihat seperti mayat. So silly, dikagetkan oleh bayangan diri sendiri di pagi buta.

Sudah tiga hari ini aku menjalani hidup dengan so plain. I have no spirits at all. Ga ada semangat buat beres-beres rumah yang akhirnya berakhir dengan complain dari mama. So sorry Mom, I just can do nothing right now. Hidup selama 2 hari ini dijalani hanya dengan membuka fb & twittering sambil ngedengerin lagu Love for a Childnya Jason Mraz. Thanks to twitter yg at least udah bisa ngurangin beban aku dengan sedikit nyampah di sana. Also to my old friend yg berada jauh di sana, makasih udah jadi teman berbagi yang begitu baik.

Oh, I'm really curious about my brother, may Allah SWT always save him everywhere he is, everyplace he goes.

Hari ini pengumuman STAN, dan Ketie ga lulus, pas seperti dugaanku. Papa keliatan agak kecewa, mama juga mungkin, tapi terlihat biasa aja. Aku sendiri baru tau sore-sore pas wall-wall-an sama dia. Ketie terlihat(atau yah terdengar) sedih banget karena merasa bener-bener bersalah udah ngecewain papa. Then I tried to advice her and alhamduillah it works. Sedari awal aku udah tau banget, sedari dia ikut tes, sedari dia dinyatain lulus di FISIP UI jurusan Ilmu Komunikasi, kalo dia ga ada niat sama sekali buat masuk STAN. I knew it that she could never passed the STAN exam. She just loves UI so much, UI has been enter his soul since the first day she was accepted in that university. Me and my whole family was so proud, we never ever imagined-especially me- that my annoying little sister can be the part of such a great university like that.

So I think UI is her passion now, part of her life, so it's so much better for my parents to let her go to reach her own dream. I know my parents do understand about this. Thanks to Allah SWT for giving us such a democratic parents like them.

Sore ini aku mulai ngupload lagi foto2 selama homestay di belgia dulu di facebook. Kali ini aku ngupload foto2 The Netherlands edition. Aku cuma bisa senyum pahit sambil miris sendiri liat foto2 aku selama ada di negeri kincir angin itu, di Maastricht, place I used to go everytime I get bored in Belgium, Efteling, Disneylandnya belanda, tempat aku for the first time naik roller coster sampe 11 kali, then Valkenburg, a nice place yg kalo di Indonesia mirip puncak, indah berbukit-bukit. So many memories about my homestay in Europe, I don't know why, but I got hurt, I miss that time so much..


Bunga di tulip di Efteling.
Terlalu banyak kenangan yang aku tinggalkan 2 tahun lalu.


Setelah perginya my brother selama 2 hari ini, setelah tidur sendiri sejak Ketie masuk asrama UI Depok, dan setelah mengupload foto2 selama di Belanda, now I know what thing I hate the most in this world:



Aku benci perpisahan.



Semoga Allah SWT selalu melindungi orang-orang yang aku sayang, dimana pun mereka berada.