Untuk: 22 Februari 1988
Kepada masa lalu,
kepada setiap keping suram yang terkandung di dalamnya,
pergilah engkau bersama debu-debu kehidupan,
pergilah bersama angin menuju tempat yang jauh,
tempat dimana diriku tak kan kau temukan.
Aku letih terjebak dalam labirinmu yang menyesakkan,
air mataku telah habis engkau kuras,
hatiku telah kehabisan permukaan untuk kau gores,
pikirku telah kelewat penuh akan melodi-melodi suram yang kau tembangkan,
jiwaku telah sesak akibat tambang pilu yang kau ikatkan.
Aku lelah.
Kadang kau datang memberi kenangan indahmu,
tapi seringnya kau suguhkan siksaan,
tentang dirinya yang datang dan menghilang.
Aku ingin menghapusmu,
tapi diri tak kunjung dapat melakukannya,
jikalau pun terhapus dari pikirku,
sisa-sisa pedih itu masih tertanam dan tak pernah mau pergi.
Aku ingin kau pergi,
pergi untuk selamanya,
membawa setiap pedih dan pilu yang kau tancapkan,
tapi kau tak pernah mau pergi,
walau beranjak barang sejenak,
tetap menari di atas melodi penyayat hati.
Aku ingin kau pergi kali ini,
pergi membawanya,
membawa dirinya yang ku harap takkan pernah kembali lagi.
Aku ingin kau pergi,
aku ingin dia pergi,
selama-lamanya.
Aku mohon,
pergilah..
Palembang, 26 Maret 2008
No comments:
Post a Comment