Thursday, January 28, 2010

he said...

selama kuliah belajar yang baik ya, jadi ntar pas koas ngejalaninnya ga bakal berat..



merci monsieur bleu, je suis si heureux d'entendre votre voix :)

Sunday, January 17, 2010

pemulung..



Sekitar 2 hari yang lalu saya blogwalking dan menemukan (atau lebih tepatnya ditemukan) dengan sebuah blog milik seorang teman baru bernama Alfaro. Saya belum sempat membaca semua tulisan di blognya, tapi saya cukup tertarik untuk membaca postingan terakhirnya yang bertajuk Menjadi Pemulung. Saya pribadi sangat merekomendasikan kalian untuk membaca tulisan tersebut untuk mendapatkan sedikit pencerahan mengenai keberadaan pemulung di sekitar kita sekaligus mendapatkan link antara tulisan tersebut dengan tulisan saya ini.

Apakah anda pernah melihat pemulung?
Pasti pernah kan ya, baik secara langsung ataupun sekedar melihat sosok tersebut di TV.
Sekarang coba kita ingat-ingat kembali pernahkah kita bertemu sama pemulung? Atau sekedar melihat pemulung dari jauh di jalan atau di depan tempat pembuangan akhir(TPA). Ataupun kalau memang belum pernah lihat, setidaknya sekarang coba bayangkan kalau anda sedang melihat seorang pemulung yang sedang melaksanakan tugas hariannya, memungut sampah.

Apa yang anda rasakan?
Jijik? Mual? Ingin muntah? Ingin jauh-jauh dan cepat-cepat pergi dari makhluk dengan tubuh kotor tak terawat, baju compang-camping, dengan tas karung usang berisi sampah, dan sebuah kawat karatan?

Jika jawabannya adalah ya, maka cobalah berkaca pada diri anda sekarang.
Apa menurut anda profesi, sikap dan tingkah laku anda masih jauh lebih baik dari seorang pemulung?
Apa anda sudah cukup berperan melestarikan lingkungan seperti mereka?

Dan jika jawabannya adalah tidak, selamat, berarti anda masih punya hati nurani.

Tragis memang,
betapa pada kenyataannya keberadaan pemulung di indonesia begitu diabaikan dan cenderung distigmakan.
Kita tidak suka dengan kehadiran pemulung, padahal faktanya kita yang sering buang sampah sembarangan.
Kita jijik melihat pemulung menggeruk sampah yang sudah bercampur baur tak keruan, kotor, dan sangat bau padahal kalau saja kita mau memilah sampah menjadi sampah basah dan sampah kering, para pemulung bisa memunguti sampah kering yang masih bisa digunakan dalam keadaan bersih dan tidak bau.

Kita sering menghina mereka, tanpa sadar kalau sebenarnya kita jauh lebih hina.
Kita sering merendahkan, dan bahkan mungkin membenci kaum yang kita anggap rendahan seperti pemulung, pengemis, pengamen, peminta-minta, dan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan lainnya, tanpa sadar kalau kita -manusia yang suka menghambur-hamburkan uang di atas penderitaan saudaranya-lah yang jauh lebih hina.

"Manusia senang merendahkan manusia lain yang dia anggap lebih rendah, tanpa sadar kalau dengan aksi merendahkannya itu dirinyalah manusia yang paling rendah di mata Tuhan"

Seharusnya para pemulung mendapat gelar pahlawan lingkungan, mendapatkan gaji dan tempat tinggal yang layak dari pemerintah, atas semua jasanya membantu pelestarian lingkungan melalui pemungutan sampah untuk didaur ulang.

Seharusnya..

carine van gerven


carine, mijn liesfte gastmama
het schattig en mooi meisje met de blonde haar
de foto geeft gemaakt ongever 35 jaar geleden.


Ik aan mijn gastmama, Carine : Mijn liefste gastmama, jou kinderen foto is heel mooi, je bent echt een schattig en heel mooi klein meisje met dat blondje haar, ik vind het graag! Het is nu 8 minuten na drie uur 's avonds hier in Palembang Indonesia. Ik wacht tot 6 uur 's morgen, ik zal proberen om jullie te bellen van hier. Ik wil voor Erik zijn verjaardag wensen via telefoon, hopelijk dat gaat goed. Ik mis jullie! voor altijd!

Carine : Dag Prysia wat lief dat je aan de verjaardag van Erik denkt. Zijn mama is dinsdag gestorven en gisteren zijn haar assen uitgestrooid. Bomma was al een tijdje ziek.

Prisya : Carine! Ja wel omdat ik mijzelf vind het was heel erg stom toen was heb ik jou verjaardag datum verkeerd vorige jaar, ik vond het was heel erg stom van mij. Echt waar? oh het spijt me. Bomma is wel een heel lieve mevrouw gelijk Oma Gerda. Maar nu het is allemaal beter voor haar in de heaven, amen. Dus leef Bommpa nu alleen in het apartement? Of leef hem toch bij jullie? Is alles goed met Bommpa nu?

Carine : Bompa woont nu alleen in het appartement maar hij is nog gezond, wel veel vermagerd. Prysia Erik gaat slapen nu, hij is doodmoe en kan niet meer tot 12 uur wakker blijven. Wij zullen je morgen bellen dat is goedkoper voor jou.

Prisya : Ah da's goed voor opa als hij nog gezond is. Oke, da's goed Carine. Morgen bij jullie betekent 12 uur 's middag bij mij. Ik zal op jullie wachten dan kan ik beter mijn nederland woordenboekjes nemen, hahaha. Slaap wel Carine, slaap wel Erik.

Carine : Is het nu niet midden in de nacht voor jou? Hier is het 22.18 uur.

Prisya : Ja, het is nu 4.20 bij mij, internet gaat goed in de midden van de nacht en wordt echt slechter in de dag, daaroom. Wel te rusten, liefste gastmama en gastpapa.

Carine : Moet jij eigenlijk ook slapen, he. Slaap lekker Preez.

Prisya : Oke ik ga nu slapen :)



sebuah percakapan di pagi buta antara seorang hostmother dan seorang anak angkatnya.
overpelt, belgium - palembang, indonesia.

Monday, January 11, 2010

from 18 to 21

Alhamdulillah...

Ga kerasa ya, udah 2010 aja..
Walopun kata sebagian orang kalimat di atas klise, tapi buat gue begitulah adanya. Hidup gue terasa cepet banget berlalu setelah kepulangan gue dari belgia, atau tepatnya pasca ulang tahun gue ke 18 yang dirayain di belgia bareng hostdad Erik, hostmom Carine, Opa Jos, Oma Gerda, Daniel, sahabat gue di Mater Dei Els, sahabat-sahabat AFS gue Andrea dari Costa Rica, Macarena dari Paraguay, Fa dari Thailand, dan sahabat-sahabat kecil gue yang baru kelas 6 SD Anke, Mieke, dan Lien.

Balik bentar ke ultah gue ke-18 itu..
Gue inget banget gimana ekspresi geli hostdad waktu ngedenger statement gue yang mati-matian minta diakui sedang ultah ke-17 tahun lagi -bukan malah ke-18-. Alasan gue waktu itu adalah dengan berumur 18 berarti gue udah tua dan akan terus bertambah tua tentunya. Sedangkan gue ga mau jadi tua dari tahun ke tahun. Gue inget banget gimana hostdad sampe ketawa dengan tawa khas kebapak-bapakannya sambil terus ngingetin gue yang teramat sangat keras kepala ini kalo gue ulang tahun ke-18, bukan ke-17. What a memory..

Yah, mungkin kedengerannya childish banget yak, tapi begitulah adanya. Waktu itu yang ada di pikiran gue adalah, di saat umur gue bertambah ke 18, 19, 20, dan seterusnya, hidup gue bakal jadi tambah rumit, tambah kompleks, tambah menjadi kurang menyenangkan. Dan gue pikir seiiring dengan bertambahnya usia pun orang-orang di sekitar gue bakal berubah. Orangtua bakal lebih banyak nuntut, pengen kita lulus kuliah tepat waktu, IP gede, kalo bisa cumlaude kenapa ga (yang satu ini bokap gue banget). Adek-adek gue bakal lebih menuntut gue untuk jadi lebih dewasa yang artinya gue ga bisa lagi sering-sering bertingkah barbar ke mereka (secara udah tuwir), sahabat-sahabat gue di SMA bakal sibuk dengan kuliah dan problematika hidup mereka masing-masing, dan temen-temen gue yang bakal gue miliki di kampus pun bakal jauh lebih INDIVIDUALIS. Dan itu semua terbukti bener.

Sepulang gue dari Belgi..
Sahabat-sahabat gue mulai sulit dihubungi dan diajak ketemuan. Mereka sibuk kuliah, Jabek malah kuliah nun jauh di Malay. Sebenernya kita sering banget ketemuan untuk kategori orang yang masih sahabatan sampe sekarang, tapi jarang banget bisa lengkap berlima atau bisa lama-lama. Lantas temen-temen gue di kampus asli jauh lebih individual. Entah karena emang hal tersebut merupakan ciri khas mahasiswa kedokteran secara umum yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau karena guenya aja yang biasa sekelas 3 tahun di SMP dan 2 tahun di SMA dengan orang-orang yang itu-itu aja sehingga bagi gue persahabatan dan kebersamaan itu penting.

Lantas enyak babe gue, mereka ga banyak berubah sih, tetep sayang sama gue, tapi di pertengahan tahun lalu gue sempet ngerasa capek sama mereka yang masih aja nuntut lebih ke gue padahal gue udah setengah mati kuliah di kedokteran ambil jadi anak BEM, ketua Medifka, Pimred BPN ISMKI, MC-MC acara FK, MC pelantikan s. ked dan dokter, dan jadi panitia ini itu lainnya. Dan nyokap bokap gue masih nyuruh gue nyoba jadi presenter acara kesehatan di TV lokal, zzz... dan seolah ga cukup, baru-baru ini gue laporan ke nyokap,

"Ma, pengumuman beasiswa prestasi udah dipajang. Nama kakak ada, IPnya dicantumin pula"

"Emang IP kamu berapa?"

"3 koma 5, yang 2 komaan banyak juga lho ma"(dengan suara memelas minta ampun)

dan taukah anda respon emak gue? respon emak gue adalah,

"Hmm berarti turun nol koma satu. Kemaren2 kan 3 koma 6, itu kenapa kok bisa turun?"

zzzzzz...

Among all, yang paling gue rasain pasca ulang tahun dan pulang ke Indonesia adalah,

ga ada perubahan berarti dalam hidup gue :(

Gue masih gini-gini aja selama hampir 3 tahun dari kepulangan gue. Masih barbar di rumah, masih 'bertopeng' di kampus, masih makan kayak kuli(walo lebih terkontrol), masih suka males belajar, masih stuck belajar nyetir, masih ga bisa bawa motor dan masih ga bisa MASAK.
sementara itu bahasa Belanda gue mengalami degradasi, gue tambah sering ngebo, dan tambah sering begadang bermalam-malam, huff...

Paling banter hal yang gue capai selama hampir 3 tahun ini adalah gue berhasil beranjak dari berat 56 kilo ke 46 kilo dan gue mulai belajar bahasa perancis. That's all.

Karena itulah di tahun ini gue pengen banget berubah, jadi lebih baik? Oke bagi gue kedengerannya terlalu klise dan kurang spesifik, jadi ini yang gue bener-bener mau:

Resolusi Tahun Baru Gue

  • Lebih deket dengan Allah SWT, dalam segala aspek.
  • Mencoba memberi pengertian kepada orang tua gue kalo gue adalah manusia biasa, bukan power puff girl apalagi wonder woman.
  • Berhenti atau paling ga mulai mengurangi sifat barbar gue di rumah.
  • Mengurangi aktivitas hibernasi dan menambah jam belajar.
  • Belajar masak, lanjut belajar nyetir sama bokap sampe bisa bawa sendiri ke kampus dan mulai belajar motor (iye, gue emang cupu enggak bisa naek motor).
  • Mulai merintis karir sebagai vegetarian
  • Dan terakhir, melepas 'topeng' gue dimana pun dan menjadi diri gue sendiri.
That's all my list.
Gue akan berusaha untuk ngewujudin SEMUANYA, untuk diri gue sendiri, untuk usia 21 tahun yang lebih baik.

Insya Allah.